17 Sub Sektor Ekonomi Kreatif
17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia meliputi Kriya, Musik, Seni Rupa, Seni Pertunjukan, Fesyen, Kuliner, Fotografi, Pengembang Permainan (Game), Desain Interior, Desain Produk, Desain Komunikasi Visual, Arsitektur, Periklanan, Penerbitan, Televisi dan Radio, Aplikasi, serta Film, Animasi, dan Video. Subsektor ini merupakan bagian dari industri kreatif yang didorong untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.


Kriya
Kriya adalah salah satu subsektor ekonomi kreatif yang menjadi ciri khas Indonesia di kancah Internasional. Industri kreatif kriya meliputi segala kerajinan berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil.

Desain Interior
Peminat desain interior kian hari kian tinggi. Hal ini membuat jasa desain interior, baik itu untuk hunian, hotel, serta perkantoran berkembang pesat.
Dengan tren positif ini membuat potensi ekonomi dari desain interior semakin menjanjikan.

Musik
Subsektor ekonomi kreatif berkaitan dengan rekaman suara adalah musik. Subsektor ini salah satu yang diunggulkan dan dipercaya mampu memiliki potensi yang besar.

Arsitektur
Subsektor arsitektur adalah perpaduan seni dan bisnis properti. Di Indonesia, arsitektur punya peranan sangat penting.
Dalam hal budaya, arsitektur dengan keberagamannya mampu menunjukkan karakter bangsa Indonesia yang memiliki berbagai ragam budaya.

Periklanan
Iklan adalah salah satu subsektor yang punya tren pertumbuhan positif. Berdasarkan data Kemenparekraf, pembelanjaan iklan nasional mencapai 5-7 persen setiap tahunnya.

Fesyen
Industri fesyen sendiri adalah industri yang sangat dinamis dengan perubahan sangat cepat. Setiap tahun, mode-mode baru bermunculan. Ini memang tidak terlepas dari tingginya kreativitas para desainer yang terus berinovasi. Sehingga industri fesyen lokal tidak pernah mati.